Travelers' Tale



Ini adalah buku pertama yang aku baca untuk mengisi liburanku yang puaaanjang. Sebenernya nggak panjang sih liburannya, tapi karena selama dua minggu setelah ujian kenaikan kelas nggak ada halangan berarti di sekolah alias remidi, ngumpulin tugas, dan lain-lain, jadi bisa dianggap liburan kali ini lamanya adalah sebulan full. Sip banget kan? Tapi jadi garing banget kalo di rumah nggak ngapa-ngapain, jadi mending baca buku, hangout sama temen, atau belajar buat persiapan kelas 12 *tingting* (oke, yang terakhir hanya bualan belaka, jangan percaya). Lalu aku pergi ke perpus sekolah buat pinjem buku, maklum pelajar ingusan gak punya cukup duit buat beli buku, jadi pinjem perpus aja. Dan.... dapatlah buku ini!

Empat orang; Retno, Francis, Farah, Jusuf; yang bersahabat sejak mereka duduk di bangku SD, kini telah menjalani kehidupan mereka masing-masing di berbagai negara penjuru dunia: Vietnam, Afrika Selatan, Denmark, dan Amerika. Hingga suatu hari, Francis mengirim undangan pernikahan untuk ketiga sahabatnya dan mengharapkan kedatangan sahabat-sahabatnya di Barcelona, tempat pernikahan itu akan berlangsung. Akhirnya, Retno, Farah, dan Jusuf, memulai perjalanan mereka ke Barcelona, dari negara asal masing-masing, dengan uang terbatas dan kemampuan yang mereka punya. Mereka datang ke Barcelona untuk meminta sebuah jawaban atas pertanyaan yang sudah mereka pendam selama lebih dari dua puluh tahun; atas kenyataan yang sukar dihindari, namun tidak mungkin diungkapkan dengan tidak menghiraukan perasaan sahabat yang lain; bahwa Francis yang menyukai Retno dan pernah ditolak dua kali, ternyata disukai oleh Farah. Padahal di samping Farah selalu ada Jusuf yang selalu menemaninya dan juga memendam rasa sayang untuk Farah. 

Oke, menurutku, ini novel untuk ceritanya..... Mmh, lumayan. Karena memberikan informasi dan fantasi tentang travelling dan benua Eropa pastinya. Walaupun cerita cintanya agak classy, tapi itu nggak terlalu aku permasalahin sih. Yang nggak terlalu aku suka di sini adalah, tata bahasanya yang..... Ergh, nggak teratur. Oke, cerita dengan kata-kata "Gue, elo, anjrit, kambing" dan lain-lainnya, itu terserah dan boleh banget untuk ningkatin emosi pembaca. Tapi kalau nggak teratur dan terlalu banyak kalimat atau kata slang di dalamnya, cerita jadi kurang bermakna dan mengena pikiran pembaca.

Overall, buku ini cocok buat mengisi waktu luang kamu, yaaah lumayan lah buat ngisi otak daripada bolong isinya angin, kan nggak ngenakin banget. Bukan suatu bacaan yang berat, tapi juga bukan novel cheesy yang isinya cuma cinta-cintaan dan nggak memberi ilmu yang berarti. Di dalam buku ini ada beberapa tips travelling dan informasi tentang negara-negara yang dijelajahi oleh Retno, Francis, Farah, dan Jusuf. Jadi, buku ini cukup membuka wawasan kamu juga.

Happy reading!